18 FEBRUARI 2017
18 Februari 2017
Gugurnya nama heroku didunia
dari pohon luh mahfuz
Sakit yang tidak diingini
Menjengah di lubuk hatiku
Masih terbayang saat tercungapnya ia
Rupanya ingin mengungkap kata perpisahan
Sedang aku menganggap
Dia mengatakan rindu dan sayang padaku
Butanya aku?
Tatkala aku melangkah ke wad 10C
Saat doktor mengatakan katil no 11
Aku terpandang
Ada terselindung di balik langsir
AllahðŸ˜
Longlai kakiku
Lemah membuka
kain yang terbujur kaku
mengapakah aku lambat??
Aku hilang pandangan
Batinku tersiat
Mengapa aku terpisah sebegini rupa
Air mata tumpah tiada henti
Meski bibirnya senyum menghilang duka
Saat memandikannya
tiada yang kulihat
ini yang terakhir
saat mengkafankan dirinya
tiada yang mengharumkan
pipinya yang ku cium
dan saat ini coretan ditulis
masih ku terbayang saat ku cium pipinya
masih terbau harumnya dia
saat dia diusung ke dalam van
aku bersabar
perjalanan ke surau
aku tertumpahkan air mataku
dipipinya
saat disembahyangkan ramainya jemaah
saat dibawa ke tempat persemadian
aku bertenang
saat masuk ke terowong yang gelap
aku mula
ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
disinikah aku akan tinggalkan abah????????
aku mula hilang pedomanku
aku menangis teresak
gelapnya tempat ini
dan sampai sini aku mampu menulis
adapun selebihnya tidak dapat disambung
kerana aku bukanlah aku yang dahulu
aku umpama
jasad di dunia
sedang jiwa melayabg di angkasa
tanpa tujuan mana
Comments
Post a Comment